Saya
cukup sering meminum kopi. Tampaknya saya sudah terjerat oleh candu kafein.
Saya minum kopi hampir setiap hari. Jerat kopi makin terasa kencang ketika
bertemu dengan orang-orang lain yang juga peminum kopi. Kami sama-sama berbagi
cerita tentang kopi kami.
Setiap
orang, hampir selalu memiliki ciri khas dalam menikmati kopinya. Kopi dengan
merk yang sama dan diseduh dengan perlengkapan yang sama, yang hasil akhirnya
telihat sama, tetap saja ada bedanya. Beda di cara menikmatinya.
Menurut
beberapa orang yang mengamati cara saya menikmati kopi, kopi yang saya nikmati
dianggap sebagai kopi encer. Kalau dibandingkan dengan cara beberapa orang
lain, bisa dibilang memang begitu. Saya adalah penikmat kopi encer.
Di
rumah, saya menyeduh 1 sachet kopi
instan dengan menggunakan 1 mug besar yang volumenya hampir 1 ½ kali gelas
kecil. Kopi seduhan saya ini tentu saja akan menjadi lebih encer dibandingkan
kopi seduhan di warung kopi. Selera lidah saya yang tidak terlalu suka rasa
manis juga mendukung cara penyajian seperti ini.
Di
kantor, tempat saya sering menumpang untuk berkarya, cangkir yang disediakan
ukurannya kecil. Volumenya mungkin hanya setengah dari mug yang biasa saya
gunakan di rumah. Karena itulah, saya sering membagi 2 isi sebuah sachet.
Setengah sachet saya seduh dalam 1 cangkir. Setengahnya lagi saya nikmati
kemudian. Kadang-kadang yang setengahnya lagi itu baru saya minum keesokan
harinya.
Dengan
1 sachet dibagi menjadi 2 cangkir, tentu saja yang akan tercipta adalah kopi
encer. Akhir-akhir ini rasanya kopi yang dikemas dalam 1 sachetnya menjadi
berkurang, sehingga kopi yang saya buat malah menjadi kopi encer banget. {ST}
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar