Ana

Minggu, 22 September 2013

Selagi Masih Bisa Nganterin Mamah




            Pekerjaan saya memang luar biasa, yang memungkinkan saya mengambil libur di luar hari biasanya orang libur. Saya sering mengambil libur di tengah minggu karena memang saat itulah saya butuh istirahat. Untuk di akhir minggu, saya hampir tidak pernah istirahat. Kegiatan saya bahkan jauh lebih padat di akhir minggu dibandingkan dengan pekerjaan saya sehari-hari.
            Ketika saya libur, Mamah selalu senang. Senang karena ada yang mengantarkannya untuk pergi-pergi. Maklum saja, dari 3 orang anak perempuannya, hanya saya yang bisa menyetir dan punya SIM.  Kedua adik saya? Ada yang punya SIM tapi takut nyetir, ada yang berani nyetir tapi gak punya SIM.
            Urusan ngantar-mengantar ini sempat membuat saya sebal. Mamah sering membuat rencana perjalanan tanpa bertanya dulu ke saya. Ditambah pula hari itu adalah hari libur saya. Selain untuk beristirahat, biasanya saya juga berencana untuk membuat tulisan atau keterampilan lainnya. Dan, rencana ini lebih sering gagalnya.
            Di suatu hari Selasa, saya sengaja mengambil libur untuk beristirahat dan merasakan pijatan. Selain itu saya juga mau mengurusi urusan pajak rumah. Urusan ini pernah membuat Mamah sangat kecewa dan kesal. Saya berjanji untuk mengurusinya sampai tuntas. Maka, sehari sebelum hari batas terakhir penyetoran pajak, saya bertekad menyelesaikannya. Tentu saja, saya harus mengambil libur bila berurusan dengan urusan seperti ini. Urusan yang sering memakan waktu banyak.
            Ketika urusan pajak akhirnya selesai, dengan wajah bahagia Mamah mengajak untuk belanja. Belanjaan ini tujuannya untuk dijual lagi di kampung halaman kami. Dia juga menyebutkan beberapa tujuan lain. Saat itu juga, saya merasa agak kesal karena rencana-rencana itu tidak melibatkan saya sama sekali. Padahal, sayalah orang yang harus mondar-mandir menyetir.
            Namun kekesalan itu tidak bertahan lama. Melihat wajah bahagia Mamah yang lega karena urusannya selesai membuat saya merelakan tertundanya rencana pijetan di hari libur itu. Saya juga teringat pada ibu teman saya yang sedang menjalani kemoterapi untuk pengobatan kanker. Betapa keluarganya ingin memberikan sesuatu kepada ibu ini. Saya bersyukur masih bisa mengantar ibu saya selagi dia masih sehat. Sukacita saya juga makin bertambah dengan makan siang sop ikan kesukaan saya. Ditraktir pula hehehe…. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini