Salah satu
kebiasaan baru yang berkembang akhir-akhir ini adalah memberi komentar.
Kebiasaan ini makin bertumbuh subur dengan adanya social media. Melalui media ini, memberikan komentar memang
difasilitasi. Selain memberikan opini dan komentar melalui update status, juga
dimungkinkan untuk memberikan komentar untuk beberapa hal lain.
Setiap kali
ada sesuatu yang baru, orang-orang berlomba-lomba untuk turut memberikan
komentar dan opininya. Entah itu bencana, suksesi, gosip, atau sekedar
kontroversi yang gunanya belum tentu ada. Kadang-kadang, saya pun turut
berkomentar untuk menunjukkan opini saya.
Mungkin,
saya lebih parah dibandingkan dengan teman-temang yang berkomentar dengan
update status di facebook. Saya berkomentar dan beropini sangat banyak dalam
blog pribadi saya. Memang cara inilah yang saya pilih untuk mengutarakan
pendapat saya. Dengan memuatnya di blog pribadi, maka ini adalah pendapat
pribadi saya. Saya juga tidak mengotori timeline kenalan-kenalan saya dengan
pendapat yang mungkin kurang sesuai dengan orang kebanyakan.
Dengan makin
dewasanya saya, saya makin menyadari kalau hanya berkomentar tidak akan
mengubah keadaan menjadi lebih baik. Tidak ada gunanya mengomentari tentang
meletusnya gunung api tanpa berbuat sesuatu yang lebih. Tidak ada gunanya juga
menghujat para koruptor yang dihukum lebih ringan dibandingkan seorang nenek
pencuri kakao. Tidak ada gunanya pula mengomentari seorang perempuan berbuah
dada palsu yang gemar membuat kontroversi. Karena itu, saat ini saya memilih
dan memilah hal-hal apa saja yang layak dikomentari.
Memilih dan
memilah hal yang perlu dikomentari tentunya berdasarkan kemauan saya sendiri.
Kemauan itu berdasar dari pengetahuan dan pengalaman sebelumnya. Kadang, dengan
sadar saya mengabaikan suatu isu karena memang tidak ada gunanya sama sekali.
Hal ini cukup sering bertentangan dengan rasa penasaran saya sendiri.
Pertimbangan logika dan sekedar penasaran seorang perempuan penggosip saling
bertempur.
Apa yang
saya pilah dan pilih itu juga sering bertentangan dengan kebanyakan orang.
Cukup sering saya dianggap “gak gaul” karena tidak ikut-ikutan mengomentari
tentang suatu hal yang lagi jadi trending
topic. Untuk hal yang seperti ini, terserah mereka saja berpandangan
seperti apa. Di negara demokrasi, sah-sah saja orang berbeda pendapat. Iya,
kan? {ST}