17 Agustus 2013 yang jatuh di hari Sabtu adalah hari yang sibuk buat
saya. Diawali dengan urusan cucian di pagi hari, dilanjutkan dengan bertugas
menjadi supir keluarga menjelang siang.
Sebagai
pengantar alias supir, saya harus mengantarkan ibu saya untuk beberapa urusan.
Yang pertama ke penatu tempat setrika pakaian, selanjutnya ke kantor pos.
Tempat-tempat tujuan ini letaknya tidak jauh dari rumah saya.
Jarak yang
dekat, ternyata tidak menjamin lancarnya urusan. Kedua urusan di kedua tempat
itu terhambat karena alasan teknis. Mati listrik di tempat setrika pakaian dan
kantor pos di dekat rumah tutup. Untuk kantor pos, saya bisa memakluminya.
Selain hari Sabtu, bertepatn pula dengan tanggal merah.
Ibu saya menjadi
uring-uringan karena semua masalahnya tidak dapat terselesaikan. Akhirnya saya
menawarkan diri untuk mengantarkan ke kantor pos besar di Lapangan Banteng.
Kantor pos ini selalu buka di hari Sabtu. Saya cukup yakin karena pernah
beberapa kali melakukan pengiriman dokumen di hari Sabtu.
Perjalanan
menuju kantor pos besar tidak selancar yang saya kira. Saya mengira, lalu
lintas akan cukup lancar seperti hari Sabtu pada umumnya. Ternyata, tidak
begitu kejadiannya. Baru saja keluar dari kompleks perumahan, sudah dihadang
oleh antrian kendaraan. Setelah cukup dekat dan saya bisa melihat apa yang
membuat jalanan macet, ternyata ada penutupan ruas jalan.
Di Jl.
Letjend Suprapto, jalur lambatnya ditutup dan digunakan untuk tempat kegiatan
warga. Terlihat beberapa atribut perlombaan dan permainan. Anak-anak kecil pun
berlarian kesana-kemari dengan wajah bahagia. Kendaraan yang lewat diarahkan
semua untuk menggunakan jalur cepat.
Ruas jalan
yang ditutup tidak hanya yang dekat dengan pemukiman warga. Jalan menuju Monas
pun ditutup, terutama akses ke Istana Merdeka yang digunakan untuk upacara
peringatan HUT RI. Saya yang menuju Lapangan Banteng terkena pula imbas dari
penutupan jalan ini. Pengalihan arus kendaraan membuat laju kendaraan menjadi
sangat pelan, bahkan kadang-kadang berhenti.
Ketika
gedung kantor pos terlihat, saya pun bersorak senang. Dengan perlahan saya
menyusuri jalan sambil memantau pintu masuk ke kantor pos. Ternyata, ada pagar
berwarna oranye yang menghalangi jalan masuk itu. Kantor pos besar ini juga
tutup.
Setelah itu,
kami kembali menuju rumah di Cempaka Putih. Perjalanan ini pun tidak mudah.
Kami kembali harus masuk ke arus lalu lintas yang dialihkan karena penutupan
jalan. Daerah Poncol juga ditutup untuk area lomba dan permainan. Kami harus
mencari jalan lain dengan mengandalkan perasaan dan ingatan.
Walaupun
urusan tidak ada yang terselesaikan dan terjebak dalam kemacetan akibat
penutupan jalan, hari itu saya cukup terhibur. Jalan-jalan keliling kota
sedikit menghilangkan kesuntukan mengerjakan pekerjaan domestik rumah tangga.
{ST}