Ana

Senin, 19 Agustus 2013

Duluuuuu….




Duluuuuu….,” yang dilanjutkan dengan aneka cerita. Dari kata pembukanya, bisa ditebak, tentu saja ceritanya terjadi di jaman dulu. Kalau menggunakan bahasa Inggris, pasti yang digunakan past tense. Cerita ini sangat sering saya dengarkan dari berbagai kenalan, bahkan dari diri saya sendiri.
Cerita dari waktu yang lalu, memang selalu mengikuti kita. Cerita yang banyak gunanya bagi kehidupan kita. Bagi saya, masa lalu juga berguna untuk membuat tulisan. Tulisan di blog ini misalnya. Namun, kadang-kadang gunanya makin sedikit atau bahkan tidak ada gunanya bila kita terjebak dalam masa lalu, hidup dalam masa lalu.
Hampir dalam setiap komunitas, saya selalu bertemu orang-orang yang terjebak dalam masa lalunya. Entah itu dalam kesedihan dan luka batinnya yang membuat trauma, atau dalam kejayaan masa lalunya. Orang-orang yang sering sekali menggunakan kata “Duluuuu….” Dan dilanjutkan dengan nostalgianya.
Orang-orang seperti ini, bila pernah memiliki luka batin, sering memposisikan dirinya sebagai korban. Korban yang dizalimi dan layak dikasihani. Saya menyadari, kalau terlalu terjebak dalam masa lalu itu memang tidak baik. Kita harus melanjutkan hidup kita. Sering kali itu tidak mudah. Tidak semudah ngomongnya. Kadang-kadang saya juga sering terjebak hal yang sama.
Untuk menjaga diri saya tetap optimis, berpandangfan positif dan tidak ikut-ikutan merasa layak dikasihani, saya sering menyingkir sejenak dari komunitas itu. Menyingkir bukan karena tidak cinta, tapi supaya saya tetap bisa melangkah ke depan dan bebas menjadi diri saya sendiri. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini