“Duluuuuu….,”
yang dilanjutkan dengan aneka cerita. Dari kata pembukanya, bisa ditebak, tentu
saja ceritanya terjadi di jaman dulu. Kalau menggunakan bahasa Inggris, pasti
yang digunakan past tense. Cerita ini
sangat sering saya dengarkan dari berbagai kenalan, bahkan dari diri saya
sendiri.
Cerita dari waktu yang lalu, memang
selalu mengikuti kita. Cerita yang banyak gunanya bagi kehidupan kita. Bagi
saya, masa lalu juga berguna untuk membuat tulisan. Tulisan di blog ini
misalnya. Namun, kadang-kadang gunanya makin sedikit atau bahkan tidak ada
gunanya bila kita terjebak dalam masa lalu, hidup dalam masa lalu.
Hampir dalam setiap komunitas, saya
selalu bertemu orang-orang yang terjebak dalam masa lalunya. Entah itu dalam
kesedihan dan luka batinnya yang membuat trauma, atau dalam kejayaan masa
lalunya. Orang-orang yang sering sekali menggunakan kata “Duluuuu….” Dan
dilanjutkan dengan nostalgianya.
Orang-orang seperti ini, bila pernah
memiliki luka batin, sering memposisikan dirinya sebagai korban. Korban yang
dizalimi dan layak dikasihani. Saya menyadari, kalau terlalu terjebak dalam
masa lalu itu memang tidak baik. Kita harus melanjutkan hidup kita. Sering kali
itu tidak mudah. Tidak semudah ngomongnya. Kadang-kadang saya juga sering
terjebak hal yang sama.
Untuk menjaga diri saya tetap
optimis, berpandangfan positif dan tidak ikut-ikutan merasa layak dikasihani,
saya sering menyingkir sejenak dari komunitas itu. Menyingkir bukan karena
tidak cinta, tapi supaya saya tetap bisa melangkah ke depan dan bebas menjadi
diri saya sendiri. {ST}