Ana

Rabu, 24 Juli 2013

Standing in the Need of Prayer




It’s me o Lord, it’s me o Lord, standing in a need of prayer,” itu adalah lirik lagu yang saya nyanyikan bersama Joyful Choir hari Minggu, 21 Juli 2013 yang lalu. Lagu itu menjadi bagian dalam ibadah musikal dimana kami, Joyful Choir, ikut menjadi bagiannya.

Pagi ini, hari Selasa, 23 Juli 2013, ketika seorang teman mengirimkan rekamannya, kami semua langsung mendengarkan kembali lagu yang kami nyanyikan kemarin. Tak disangka, lagu ini ternyata menjadi lagu latar bagi saya sepanjang pagi. Selain lagu ini, juga ada lagu The Gospel Train, yang koreografinya seperti kereta api.

Perjalanan pagi hari ini awalnya saya lewatkan seperi biasa. Bersama Mocil saya melaju keluar rumah, menuju ke Negeri Kelinci. Yang luar biasa adalah lagunya. Tak lama dari keluar rumah, saya sudah memutar lagu yang kami nyanyikan kemarin itu. Biasanya saya mendengarkan radio.

Mocil melintas di jalan yang sudah sering dilaluinya. Saya menyetir mobil sambil bernyanyi dan gak peduli dengan keadaan sekitar. Makin lama, terasa kekuatan mocil makin menghilang. Mocil kehilangan tenaga…alias mogok.

Saya, yang memang kurang ahli masalah mesin mobil, segera menelpon supirnya bapak saya untuk minta pertolongan pertama. Walaupun dia sebenarnya gak terlalu ahli dan kadang-kadang sok tahu, tapi masih lebih mendingan dibandingkan dengan saya. Berkali-kali saya mencoba menelponnya, namun tidak kunjung tersambung. Jadi teringat kebiasaan orang yang 1 ini adalah berganti nomor telepon. Mungkin dia mengganti nomor teleponnya tanpa mengabari. Akhirnya saya menelpon montir langganan saya, yang juga adalah teman saya.

Untuk bisa ditemukan oleh sang montir, saya harus memberitahukan keberadaan saya ada di mana. Nah, ini dia masalah yang baru terasa di saat seperti ini. Walaupun sudah biasa melewati jalan ini, saya tidak tahu nama jalannya, hanya tahu nama daerahnya. Bertanya pada seorang teman yang rumahnya di dekat situ, juga belum dijawab-jawab. Akhirnya saya melangkah keluar mobil dan melihat-lihat. Nama jalan itu kemudian dapat saya temukan dengan melihat di sebuah papan lapangan futsal.

Selama masa penantian menunggu datangnya montir, saya mendengarkan kembali lagu yang kemarin kami nyanyikan. “It’s me o Lord, it’s me o Lord, standing in a need of prayer”. Kalau lagi menanti dalam kesendirian, lagu ini benar-benar terasa mengharukan. Saat itu, saya memang hanya bisa berdoa menanti pertolongan. I’m standing in a need of prayer. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini