Ana

Sabtu, 27 Juli 2013

Ngopi di Perpustakaan




            Ketika Ramadhan datang dan sebagian teman saya berpuasa menjalankan ibadah, sudah selayaknya saya bertenggang rasa ketika mau makan dan minum. Saya akan ngumpet dari mereka untuk sementara.

            Ada beberapa pendapat tentang bersikap kala teman-teman kita puasa. Ada pendapat kalau kita juga semestinya turut terlihat seperti berpuasa, atau tidak makan dan minum ketika bersama dengan orang yang puasa. Ada pula yang berpendapat kita tidak perlu mengubah sikap. Melihat orang lain makan dan minum adalah bagian dari godaan yang harus dihadapi ketika puasa. Saya sendiri, berusaha untuk bertenggang rasa dan menjauhkan teman-teman saya dari godaan untuk makan dan minum.

            Ketika mengantuk setelah makan siang, saya sering minum kopi. Kopi yang saya minum adalah jenis kopi putih dengan wangi semerbak. Aromanya akan segera menyebar tak lama setelah air panas dituang dalam cangkir berisi kopi. Saya membayangkan, kalau saya sedang ngantuk-ngantuknya dan mencium aroma kopi ini, pasti langsung ngiler dan ikut-ikutan minum kopi.

            Karena tak tega mengganggu konsentrasi teman-teman saya, Saya pun menghilang dari peredaran. Saya ngumpet di perpustakaan ketika menikmati kopi beraroma wangi ini. Peristiwa ngumpetnya saya di perpustakaan ini membuat ruangan itu mendapat nama julukan baru, tentu saja sebagai ruang ngopi. Sebelumnya, perpustakaan adalah ruang baca (tentu saja!), ruang tidur, ruang makan dan ruang memerah susu. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini