Selasa, 30 April 2013
Senin, 29 April 2013
Minggu, 28 April 2013
GKI Kwitang: Dua Singgasana di Balik Mimbar
Bagi
jemaat yang sering mengikuti kebaktian di GKI Kwitang, mungkin ada yang
bertanya-tanya, apa saja yang ada di balik mimbar bersar gereja tua itu. Apa
yang terjadi ketika pengkhotbah terlihat “menghilang” dari mimbar. Itu adalah
pertanyaan saya bertahun-tahun yang lalu, ketika saya selalu duduk di bangku
jemaat, yang menghadap ke mimbar.
Sekarang,
ketika saya menjadi penatua dan sering duduk di “kandang” di samping mimbar,
baru saya bisa melihat “siaran langsung” apa saja yang terjadi di balik mimbar
itu. Ternyata, ada 2 buah kursi besar berjok merah di baliknya. Kursi besar
yang terlihat seperti singgasana inilah yang menjadi “tempat persembunyian”
pengkhotbah bila sedang tak terlihat di mimbar.
Saya
sempat bertanya-tanya juga mengapa ada 2 buah kursi di situ. Sampai-sampai saya
agak berimajinasi tentang singgasana raja dan ratu di sebuah kerajaan. Sampai
suatu kali saya mengikuti ibadah yang pelayanan mimbarnya dilakukan oleh 2
orang, barulah terlihat gunanya buat apa. Saat itu, ketika salah seorang
pendeta sedang berdiri, yang lainnya duduk memperhatikan, sambil duduk di salah
satu “singgasana” itu tentunya. {ST}
Sabtu, 27 April 2013
Jumat, 26 April 2013
Kamis, 25 April 2013
Rabu, 24 April 2013
Selasa, 23 April 2013
Pendeta Perempuan Pertama di GKI Kwitang
Tanggal 22 April
2013 terjadi kemeriahan besar di GKI Kwitang. Terlihat beberapa perempuan
mengenakan kebaya warna merah. Mungkin sebagian orang akan menebak kalau gereja
tua ini pasti sedang merayakan hari Kartini, yang jatuh sehari sebelumnya.
Selain para
perempuan berkebaya, banyak juga yang menggunakan toga dan stola merah. Nah,
ini dia yang luar biasa. Biasanya, dalam sebuah kebaktian, hanya ada 1 orang
yang menggunakan toga, yaitu pendeta yang berkhotbah. Yang sekarang ini? Puluhan
pendeta, tua dan muda, terlihat berbaris rapi di depan pintu gereja. Mereka
sedang bersiap-siap mengikuti jalannya prosesi penahbisan seorang pendeta.
Pendeta perempuan pertama di GKI Kwitang, Pdt. Lindawati Niman.
Sebelum
dipanggil untuk melayani di GKI Kwitang, Pdt. Lindawati Niman melayani di GKI
Kebon Jati, Bandung. Beliau melayani di sana selama 17 tahun. Saat ini, Bu
Linda – panggilan akrabnya – juga adalah ibu dari 2 anak perempuan yang cantik-cantik.
Anak-anak ini, dan juga bapaknya, turut menyertai kepindahan Bu Linda ke
Jakarta, ke GKI Kwitang.
Keberadaan Pdt.
Lindawati Niman di GKI Kwitang adalah sebuah perjalanan panjang. Sudah
bertahun-tahun lamanya hal ini menjadi pergumulan jemaat GKI Kwitang. GKI
Kwitang, yang sebagian besar jemaatnya adalah perempuan, tentunya memerlukan
sosok seorang perempuan pula sebagai gembalanya. Ini bukan masalah
diskriminasi.
Tak dapat
disangkal, banyak pula pelayanan bagi perempuan yang juga memerlukan perempuan.
Misalnya saja untuk konseling. Cukup banyak perempuan yang sedang mencurahkan
perasaannya akan menangis, mulai menangis sesenggukan sampai histeris. Untuk
menenangkan, biasanya diperlukan pelukan. Nah, tidak semua pendeta dapat
memberikan pelukan hangat tanpa rasa canggung. Tentunya akan canggung bila
seorang ibu muda cantik yang sedang curhat kemudian dipeluk oleh seorang
pendeta yang dipanggil dengan sebutan “Bapak”. Itu hanya 1 contoh kecil.
Kebutuhan ini terjawab dengan adanya sosok Pdt. Lindawati Niman yang juga
memiliki keahlian di bidang pastoral.
Tim pengadaan
pendeta yang dibentuk bertahun-tahun yang lalu sudah berusaha sebaik-baiknya
untuk menjadikannya sebuah kenyataan. Usaha ini memerlukan waktu dan semangat
yang tidak sedikit. Banyak kendala menghadang ketika usaha mewujudkan ini
dilakukan. Bahkan, ada seorang anggota timnya yang tidak dapat menyaksikan
terwujudnya keberadaan pendeta perempuan di GKI Kwitang sampai akhir hayatnya.
Saya adalah
orang yang cukup beruntung, dan saya sangat bersyukur atas hal itu. Pada
pelayanan saya sebagai sekretaris majelis, saya dapat menjadi saksi penahbisan
pendeta perempuan pertama ini. Bahkan, saya juga dipercaya untuk menerima
piagam peneguhan, mewakili Majelis Jemaat GKI Kwitang. Untuk hal yang 1 ini,
saya menyiapkan diri dengan memakai kebaya. Untuk dandanan, yaa…secantik yang
saya bisa, lah. Gak pake acara nyalon, sih. Gak sempat!
Semoga
keberadaan Pdt. Linda di jemaat GKI Kwitang bisa membawa perubahan yang baik,
yang diperlukan oleh jemaat, sehingga persekutuan makin bertumbuh. Semoga Pdt.
Linda dapat cepat menyesuaikan diri dengan jemaat yang beraneka ragam ini.
{Pnt. ST}
Senin, 22 April 2013
Minggu, 21 April 2013
Bawang Kupas untuk Menghindari Tangisan
Mengupas
bawang merah, apalagi dalam jumlah yang banyak adalah salah satu perjuangan di
kala memasak. Gas yang dikeluarkan sang bawang pada saat dikupas, membuat mata
menjadi pedih. Bawang merah memang menjadi bumbu andalan bagi banyak masakan
Indonesia. Termasuk juga menjadi andalan bagi menu di rumah kami.
Selagi
kecil dulu, saya dan anak-anak perempuan lainnya memang diajarkan untuk masuk
ke dapur, belajar memasak dari para senior. Untuk tahap paling awal, biasanya
mendapat tugas untuk mengupas bawang. Nah, untuk tahap ini, saya menjalaninya
bertahun-tahun, bahkan sampai saya beranjak dewasa.
Saya bahkan
masih menjadi pengupas bawang sampai sekarang. Suatu hal yang membuat saya
sering menjadi bahan ledekan. “Gak naik-naik pangkat!” begitulah sebutan yang
kerap saya terima. Sementara yang lain sudah menjadi petugas “sreng sreng” di
depan kompor, saya masih saja menjadi pengupas bawang.
Suatu kali
ketika berkunjung ke pasar tradisional dekat rumah, saya bertemu dengan penjual
bawang yang sudah mengupas bawangnya. Untuk jasa mengupas ini, tentu saja harga
jualnya menjadi lebih mahal. Lebih mahal Rp. 1000,- per kilo gramnya. Untuk
kali ini, saya tidak menawar harga terlalu “jahat”, mengingat perjuangan dan
air mata yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan bawang yang sudah dikupas.
{ST}
Langganan:
Postingan (Atom)
Popular Posts
-
Di rumah kami ada burung tekukur yang dipelihara dalam sangkar di depan rumah. Burung tekukur ini pernah dikira sudah ...
-
Kacamata kuda adalah istilah yang sering digunakan sebagai kalimat kiasan. Orang yang memakai kacamata kuda artinya ...
-
Butuh bujang alias rumput belulang sangat akrab dengan masa kecil saya di Kalimantan. Bagian buah dari tumbuhan ini be...
-
Dalam budaya Jawa, gong sering digunakan sebagai penanda. Pada beberapa acara, gong dibunyikan bila ada tamu kehorm...
-
Jeroan adalah makanan dengan banyak peminat di Indonesia. Bagian dalam hewan ini umum dijadikan bagian menu masakan. Di...
-
Di sekitar gunung biasanya selalu ada mata air, demikian pula halnya di sekitar Gunung Sibayak yang letaknya tidak ja...
-
Entah mengapa saya sering kesetrum saat memencet tombol lift. Semula saya pikir karena ada kerusakan pada tombol lift i...
-
Di halaman rumah kami, ada sebuah sangkar burung berwarna putih. Hanya ada 1 ekor burung yang menjadi penghuni sangkar...
-
Ini dia anak kucing yang terjebak di saluran air itu Di suatu akhir minggu, terdengar bunyi mengeong dari dalam rum...
-
The 7 habits of highly effective people. Sumber: Dunamis Buku The 7 Habits of Highly Effective People adalah salah...
Isi blog ini
-
▼
2013
(1325)
-
▼
April
(73)
- Daun Cantik #121
- Daun Cantik #120
- GKI Kwitang: Dua Singgasana di Balik Mimbar
- Daun Cantik #119
- Daun Cantik #118
- Daun Cantik #117
- Daun Cantik #116
- Daun Cantik #115
- Pendeta Perempuan Pertama di GKI Kwitang
- Daun Cantik #114
- Daun Cantik #113
- Anggrek Cantik #26
- Bawang Kupas untuk Menghindari Tangisan
- Daun Cantik #112
- Anggrek Cantik #25
- Catatan Seorang Editor: Prihatin Tema Perceraian
- Daun Cantik #111
- Anggrek Cantik #24
- Catatan Seorang Editor: Ketika Piano dan Biola Ter...
- Daun Cantik #110
- Anggrek Cantik #23
- Terong Ungu buat Sarapan
- Daun Cantik #109
- Anggrek Cantik #22
- Bajei
- Daun Cantik #108
- Anggrek Cantik #21
- Catatan Gak Resmi Sekretaris Majelis: Diberkati de...
- Daun Cantik #107
- Anggrek Cantik #20
- Cita-citanya Jadi CSI. Kok, Bukan KPK?
- Daun Cantik #106
- Anggrek Cantik #19
- Catatan Gak Resmi Sekretaris Majelis: Disuruh Oleh...
- Daun Cantik #105
- Anggrek Cantik #18
- Daun Cantik #104
- Anggrek Cantik #17
- Kecebongan
- Daun Cantik #103
- Anggrek Cantik #16
- Nomor Cantik Angka 8
- Daun Cantik #102
- Anggrek Cantik #15
- Daun Cantik #101
- Anggrek Cantik #14
- Santun di Jalan, Cermin Pribadi yang Matang?
- Daun Cantik #100
- Anggrek Cantik #13
- Melepas Jam Tangan Sesaat Sebelum Tengah Malam
- Daun Cantik #99
- Anggrek Cantik #12
- Bibit Anggrek Dalam Botol
- Daun Cantik #98
- Anggrek Cantik #11
- Anting-anting Rangkaian Sendiri
- Anggrek Cantik #10
- Kepala Tempat Tidur Kayu
- Daun Cantik #97
- Daun Cantik #96
- Anggrek Cantik #9
- Mas Spiderman di Tengah Kemacetan?
- Daun Cantik #95
- Anggrek Cantik #8
- Menghitung Gelas Air Putih
- Daun Cantik #94
- Anggrek Cantik #7
- Menjual Daun Pisang
- Daun Cantik #93
- Anggrek Cantik #6
- Empat Pilar Tempe
- Daun Cantik #92
- Anggrek Cantik #5
-
▼
April
(73)