Minggu, 31 Maret 2013
Sabtu, 30 Maret 2013
Jumat, 29 Maret 2013
Cabe Merah di Pasar Dekat Rumah Lebih Murah dari Bawang Merah
Dalam
penjelajahan kami untuk membeli bawang merah di pasar dekat rumah, kami juga
berniat membeli cabe. Bawang dan cabe ini akan berpadu dengan ikan roa untuk
menjadi sambel roa. Kami mencari cabe rawit, yang rasanya lebih pedas dari cabe
merah panjang.
Ternyata,
stok cabe rawit di pasar ini juga tidak banyak. Dari beberapa tempat yang
menjualnya, kondisi cabe rawit yang dijual kurang memuaskan. Ada yang layu, ada
yang kotor, ada juga yang ada ulatnya. Setelah bolak-balik menanyakan si cabe
rawit, akhirnya seorang penjual menawarkan cabe merah.
“Pake
cabe merah aja, bagus-bagus. Harganya juga lebih murah dari bawang merah!”
Setelah
dibanding-bandingkan, ternyata memang benar, harga cabe merah di pasar dekat
rumah jauh lebih murah dibandingkan dengan harga bawang merah. {ST}
Bawang Merah Kupas di Bulan Maret
Bulan
Maret 2013 patut dicatat dalam sejarah makanan negeri kita. Di bulan ini, harga
bawang melonjak sangat tinggi. Bawang merah dan bawang putih kompak dengan
lonjakan harganya. Harga yang sangat mencekik banyak orang. Tidak hanya para
penjual makanan yang tercekik, tapi juga ibu-ibu yang bertanggung jawab atas
kesediaan makanan di rumahnya.
Di
suatu sore, saya pernah mendengarkan kuis di radio. Pertanyaannya sederhana
saja, “Masakan Indonesia apa yang bumbunya tidak pakai bawang?”
Dari
sebuah pertanyaan itu, ternyata tidak banyak yang bisa menjawab. Saya, orang
yang tidak terlalu bisa masak, tentu saja juga tidak bisa menjawabnya.
Rasa-rasanya, bawang adalah bumbu wajib semua masakan yang saya pelajari.
Bahkan, untuk sayuran yang direbus pun, biasanya ditambahkan bawang putih
sebagai perasanya.
Jumat,
29 Maret 2013, bertepatan dengan hari libur Jumat Agung, seisi rumah kami yang
perempuan semua itu pergi ke pasar. Kepergian kami ke pasar ini karena rumor
yang disebarkan oleh para tukang sayur. Kabarnya, harga bawang sudah turun,
hanya Rp. 15 ribu per kilogram. Sangat jauh berbeda dengan beberapa hari
sebelumnya, dimana uang Rp. 15 ribu hanya bisa mendapatkan segenggam bawang
merah.
Dengan
bersemangat, kami mendatangi semua los yang menjual bawang. Seperti biasa,
bawang merah dan bawang putih selalu disandingkan. Setelah menjelajah pasar,
kami mendapati ternyata rumor itu tidak benar. Harga bawang masih di atas Rp.
50 ribu per kilogramnya, apalagi kalau belinya hanya sedikit, makin jual mahal
lagi, deh. Untuk bawang merah yang dikupas, harganya Rp. 60 ribu per kilogram.
Akhirnya,
setelah lelah menjelajah dan tak kunjung menemukan bawang merah dengan harga
murah, kami membeli seperempat kilogram bawang merah kupas. Sebagian bawang
yang kami beli itu, menjadi bagian menu makan siang kami tak lama kemudian.
{ST}
Kamis, 28 Maret 2013
Rabu, 27 Maret 2013
Selasa, 26 Maret 2013
Senin, 25 Maret 2013
Minggu, 24 Maret 2013
Langganan:
Postingan (Atom)
Popular Posts
-
Di rumah kami ada burung tekukur yang dipelihara dalam sangkar di depan rumah. Burung tekukur ini pernah dikira sudah ...
-
Kacamata kuda adalah istilah yang sering digunakan sebagai kalimat kiasan. Orang yang memakai kacamata kuda artinya ...
-
Jeroan adalah makanan dengan banyak peminat di Indonesia. Bagian dalam hewan ini umum dijadikan bagian menu masakan. Di...
-
Bila sedang makan di rumah makan, saya sering memperhatikan es batu yang menjadi pelengkap sajian minuman. Es bat...
-
Suatu hari ada bau busuk di rumah kami. Saya agak terganggu dengan bau ini. Baunya menyengat namun tidak terlalu tajam....
-
Sudah cukup lama saya bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan SAL PHB. Tulisan ini kerap terlihat di jalan yang saya lew...
-
Butuh bujang alias rumput belulang sangat akrab dengan masa kecil saya di Kalimantan. Bagian buah dari tumbuhan ini be...
-
Labi-labi albino Salah satu penghuni Aquarium Air Tawar di TMII adalah labi-labi albino. Labi-labi ini terkurung sen...
-
Dalam budaya Jawa, gong sering digunakan sebagai penanda. Pada beberapa acara, gong dibunyikan bila ada tamu kehorm...
-
Saat berkunjung ke Bali, salah satu yang wajib dinikmati adalah tariannya. Saya juga menyempatkan dan mencari kesempa...
Isi blog ini
-
▼
2013
(1325)
-
▼
Maret
(58)
- Daun Cantik #91
- Anggrek Cantik #4
- Daun Cantik #90
- Anggrek Cantik #3
- Cabe Merah di Pasar Dekat Rumah Lebih Murah dari B...
- Bawang Merah Kupas di Bulan Maret
- Daun Cantik #89
- Anggrek Cantik #2
- Daun Cantik #88
- Anggrek Cantik #1
- Daun Cantik #87
- Daun Cantik #86
- Daun Cantik #85
- Daun Cantik #84
- Daun Cantik #83
- Daun Cantik #82
- Bukan Pengagum Lalat
- Daun Cantik #81
- Daun Cantik #80
- Memutilasi Cerita Tentang Mutilasi
- Daun Cantik #79
- JPO Waktu Malam
- Daun Cantik #78
- Sungai-Sungai di Kalimantan Tengah
- Daun Cantik #77
- Catatan Gak Resmi Sekretaris Majelis: Terlalu Tepa...
- Daun Cantik #76
- Rambut Kelabu
- Daun Cantik #75
- Telor Sedih
- Daun Cantik #74
- Tentara Berhelm Pink
- Daun Cantik #73
- Mengganti Lampu Jalan
- Daun Cantik #72
- Pasrah Pada Sampah?
- Daun Cantik #71
- Daun Cantik #70
- Orang-orangan Jalan, Untuk Menghalau Orang
- Daun Cantik #69
- Ketika Lemah Tak Berdaya
- Daun Cantik #68
- Lampu Jalan, Purnama dan Debu
- Daun Cantik #67
- Kehabisan Kertas Bekas
- Daun Cantik #66
- Cari Tangga dan Tongkat Bekas? Pasar Rumput Tempat...
- Daun Cantik #65
- Mengapa Saya Berpendapat Pendidikan Dasar Lebih Pe...
- Daun Cantik #64
- Belum Berani Donor Darah
- Daun Cantik #63
- Baca Tulisannya Atau Warnanya?
- Daun Cantik #62
- Mobil Biru Pelat Merah Berisi Buku
- Daun Cantik #61
- Bukan Facebooker yang Baik
- Daun Cantik #60
-
▼
Maret
(58)