Setiap kali berpapasan dengan mikrolet, ada sedikit rasa
waswas melanda. Supir mikrolet sering kali menggerakkan kendaraan yang
dikemudikannya tanpa tanda-tanda. Kadang berhenti di pinggir jalan tanpa lampu
sen. Atau pernah juga mendadak memacu gas setelah beberapa saat berjalan pelan.
Saya juga menjadi waspada setiap kali berpapasan dengan
mikrolet, termasuk pagi ini. Ketika berpapasan di sebuah pertigaan yang
bentuknya agak serong, saya sengaja berhenti untuk memberi jalan kepada
mikrolet itu. Ternyata, di luar dugaan, supir mikrolet itu malah menghentikan
kendaraannya. Lebih mengherankan lagi, supirnya melambaikan tangan memberikan
jalan.
Saking kagumnya, saya malah tidak menjalankan kendaraan
seperti biasanya. Biasanya, bila ada ruang kecil yang bisa dilalui Mocil, saya
akan menggerakkan mobil, perlahan maju. Bahkan, kadang majunya tidak perlahan.
Sekilas saya melihat ke supir di balik kemudi mikrolet,
ternyata seorang bapak tua. Kerut di dahinya bisa terlihat cukup jelas dari
jarak yang lumayan jauh. Bapak ini juga tidak membunyikan klaksonnya (seperti
umumnya supir mikrolet kalau jalanan macet), walaupun jalanan agak macet.
Kekaguman
saya itu masih terbawa terus. Ternyata tidak semua supir mikrolet berangasan
dan mengemudikan mobil asal-asalan. Dan, saya mendapat kesempatan untuk bertemu
dengan salah seorangnya, yang entah siapa namanya. Seorang supir mikrolet yang murah hati, memberikan jalan bagi saya dan Mocil. {ST}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar