Di rumah yang saya tempati, rumah keluarga kami, kamar
saya ada di lantai 2. Kamar terbesar di lantai 2 ini sudah saya huni selama
bertahun-tahun. Di kamar ini, banyak waktu telah saya lewati, dalam susah dan
senang.
Salah satu kegiatan yang saya lakukan di kamar saya
adalah mengecat dinding. Kegiatan yang tidak biasa ini saya lakukan karena saya
suka, bukan karena tidak ada orang yang bisa diupah untuk mengecat.
Awalnya, kamar saya bercat putih. Saya memilih cat putih
karena saya bingung memilih warna apa yang sebaiknya menjadi warna dominan di
kamar saya. Kamar-kamar lain di rumah, ada yang bercat hijau, pink, biru,
peach, dll, tergantung selera penghuninya. Sedangkan saya? Saya suka semua
warna. Makanya saya sangat kebingungan menentukan pilihan.
Ketika akhirnya kamar saya dicat putih, saya malah
menjadi tidak betah di dalamnya. Warna putih mengingatkan saya akan rumah
sakit, tempat yang kurang saya sukai. Perlahan namun pasti, saya mulai
menggambar di dinding. Saya menggambar kurva tak beraturan dengan aneka ukuran.
Untuk gambar yang cukup besar, saya cat dengan cat air dan cat poster.
Di tembok yang saya gambar ini, aturannya adalah “tidak
ada aturan”. Saya menggambar sesuka saya. Awal dan akhirnya tidak saya pikirkan
jauh hari, tetapi saat itu juga. Just in
time.
Agak sedikit beda dengan pewarnaannya, ada aturannya. Saya
memilih memadukan warna-warna kontras berdekatan. Maka jadilah sebuah karya
seperti puzzle yang tak beraturan.
Sebuah karya yang sangat menghibur mata saya yang sangat suka warna.
Ternyata, tidak semua orang seperti saya. Cukup banyak
juga yang menggelengkan kepala melihat karya saya. Bahkan, ada juga yang “ngabur”
karena geli. Entah bagian mananya yang bikin geli.
Beberapa tahun yang lalu, saya pernah menggambar figur
seorang perempuan di atas gambar puzzle ini. Seorang perempuan itu berambut
panjang dan sedang duduk tertunduk. Saya menggambarnya dengan menggunakan crayon glow in the dark. Figur perempuan
yang saya maksudkan sebagai foto diri ini baru terlihat ketika ruangan gelap.
Suatu saat, ada seorang teman yang menginap di rumah. Dia
menginap di kamar saya, bersama dengan saya. Seperti juga saya, teman yang ini
lebih suka tidur dengan lampu redup atau bahkan gelap sama sekali. Saat itu,
akhirnya kami mematikan lampu kamar sehingga kamar menjadi gelap gulita.
Dalam kegelapan itu, muncullah sesosok perempuan berambut
panjang dari dinding. Figur perempuan yang saya gambar itu memang terlihat
sangat cemerlang di tengah gelap gulita. Teman saya langsung menarik-narik
tangan saya sambil berteriak-teriak ketakutan. Saya yang kaget ikut berteriak. Setelah
tahu apa yang membuatnya berteriak, saya malah tertawa terbahak-bahak.
“Itu kan gambar gue. Keren, kan?” Saya bertanya di
sela-sela tawa.
“Gila! Serem banget
gitu!” teman saya berkata histeris sambil memukul-mukul kecil dan melanjutkan
omelannya.
Dengan masih tertawa senang, akhirnya saya menghidupkan
lampu. Figur perempuan di dinding menghilang bersama nyala terang, menjadi
puzzle warna-warni. Akhirnya, malam itu kami tidur dengan lampu terang
benderang.
Karena banyaknya orang yang ketakutan, akhirnya saya
memutuskan untuk memudarkan gambar ini dengan cara menggosoknya dengan kain. Sekarang,
setelah bertahun-tahun, figur perempuan berambut panjang itu sudah tak terlihat
lagi bekasnya. Selain karena sengaja dibua pudar, mungkin juga karena tertutup
debu-debu. {ST}