Ketika hujan mulai mengguyur Jakarta, banyak orang yang
mengeluh dan mendadak bete. Jakarta tanpa hujan saja sudah macet, apalagi
ditambah hujan yang menimbulkan genangan di mana-mana. Kemacetan itu makin
bertambah parah bila kita melewati kolong jembatan layang. Kebanyakan
pengendara sepeda motor ikut berteduh, yang membuat badan jalan makin sempit.
Tetapi ternyata tidak semua orang menyambut hujan dengan
bete. Ada sebagian kecil orang yang bersorak senang ketika hujan mengguyur.
Mereka adalah…anak-anak yang menyewakan payung, pengojek payung.
Saya pernah menjadi saksi keceriaan anak-anak ini
menyambut hujan. Wajah mereka cerah dengan payung ukuran besar berwarna-warni.
Mereka berlarian menyambut calon pelanggan dengan payung terbuka dan wajah
tersenyum cerah.
Dalam hati saya pernah bertanya-tanya, mengapa para
pengojek payung ini kebanyakan anak-anak kecil. Hal ini sempat saya diskusikan
dengan cukup serius bersama adik saya. sampai-sampai kami mempertanyakannya
pada status facebook. Alasan logisnya, sih, anak-anak suka main hujan. Saya
waktu kecil dulu pun sangat suka main hujan sampai badan kedinginan dan
membiru.
Para pengojek payung ini benar-benar berjasa di kala
hujan terutama saat kita tidak membawa payung kita sendiri. Saya, walaupun
membawa payung, kadang-kadang segan untuk membuka payung saya. Biasanya saya
membeli payung karena keunikan motifnya, atau juga bentuknya yang “lucu”. Sampai-sampai
rasanya sayang untuk digunakan.
Yang jelas, kala hujan datang mengguyur ibu kota RI ini,
saya dengan senang hati menyambut para pengojek payung, seriang para pengojek
payung menyambut hujan. {ST}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar