Doraemon, si kucing biru dari masa depan itu, telah ikut
berperan dalam kehidupan saya. Serial Doraemon ini ditayangkan di hari Minggu
pagi dari saya masih kecil dulu. Serial Doraemon ini juga pernah berperan
sebagai “pengganggu” jalannya sekolah minggu. Dulu, saya dan adik-adik sering
bolos sekolah minggu demi menonton Doraemon. Lokasi rumah yang dekat gereja
malah memudahkan kami untuk bolos, hehehe….
Doraemon juga ikut mengiringi masa remaja saya.
Komik-komiknya selalu menemani saya dalam tiap suasana. Komik inilah yang membuat
saya, orang yang suka membaca, bisa “nyambung” ngobrol dengan orang yang tidak
suka membaca. Kami sama-sama dapat menikmati komik Doraemon. Saya ingat, dulu
sebuah buku komik harganya Rp. 2.300, naik menjadi Rp. 2.700, dst. Saya
berhenti membeli komik Doraemon ketika harga komiknya mencapai harga Rp. 7.000.
Kesukaan saya dengan Doraemon, membuat saya cukup mahir
menggambar si Doraemon. Setiap kali bertemu dengan anak-anak kecil dan
menggambar bersama, saya selalu menggambar Doraemon untuk mereka. Menyenangkan
rasanya ketika anak-anak kecil itu mengenali gambar tersebut sebagai Doraemon.
Rasanya seperti umurnya gak jauh beda :D
Doraemon dan Nobita, sahabatnya yang kurang cerdas itu,
ternyata masih bernasib sama hingga sekarang. Nobita masih kelas 4 SD. Doraemon
masih saja nebeng di rumah Nobita. Kantong ajaibnya masih juga mengeluarkan
aneka peralatan ajaib.
Dari sebuah portal anak, www.kidnesia.com saya baru tahu,
kalau ternyata Doraemon itu lahirnya di bulan September, tepatnya 3 September
2112, 100 tahun dari sekarang. Hebat, ya, belum juga dilahirkan, sudah bisa
menjadi sejarah. Doraemon menjadi sejarah kehidupan saya. {ST}
Baca juga : 100 Boneka Doraemon di Harbour City
Baca juga : 100 Boneka Doraemon di Harbour City