Sewaktu
saya kecil dulu, Mbah Jo, pengasuh di keluarga kami sering mengingatkan untuk
tidak menggunting kuku malam-malam. Katanya menggunting kuku malam-malam itu
pamali.
Sebagai anak
yang selalu ingin tahu, saya menanyakan mengapa tidak boleh dan mengapa pamali.
Entah karena alasannya memang benar seperti itu atau hanya supaya tidak ditanya
lagi, Mbah Jo selalu memberikan jawaban. Jawaban yang kadang-kadang berlainan.
Kadang katanya nanti dimakan hantu, kadang katanya nanti orang tuanya
meninggal, kadang supaya matanya gak buta
Dalam masa
bertumbuh dewasa, saya sudah tidak lagi peduli dengan hal “katanya’ itu.
Pikiran logis saya sangat mendominasi. Mungkin, dulunya saat sumber cahaya di
kala malam tidak secanggih sekarang, memotong kuku malam-malam sangat
berpotensi memotong lebih dari sekedar kuku. Bisa jadi jari tempat tumbuhnya
kuku juga ikut terpotong.
Saat memotong
kuku menjadi kegiatan yang sering saya lakukan, justru saya lakukan di kala
malam. Tepatnya di meja tempat saya mengetik. Mengetik catatan yang kebanyakan
menjadi pengisi di blog ini. Mengetik dengan kuku pendek membuat saya lebih
produktif, bahkan produktif menghasilkan catatan-catatan gak penting seperti
ini. :D {ST}