Ana

Sabtu, 30 Juni 2012

Sate Gerobakan Nuansa Horor



            Teeeee…..Sateeeeee……” terdengar suara dari jalanan gelap tak berlampu di sebuah komplek perumahan.
            “Gruduk…gruduk…duk…duk…duk,” terdengar suara derap kaki beberapa orang dari sebuah rumah gelap. Suara itu makin terdengar berisik ketika terjadi tabrakan dengan seperangkat kursi tamu dari kayu.
            “Sateeeee…..” terdengar seruan dari seorang yang baru saja menabrak kursi itu. Dia menuju ke luar pagar sambil melambai-lambaikan tangan. Berharap abang tukang sate melihatnya.
            Abang sate itu celingukan sebentar sebelum menuju ke rumah orang yang melambaikan tangan itu. Akhirnya dia mendorong gerobaknya dan berhenti di situ.

            Si pemanggil sate yang seketika sadar kalau suasana depan rumah itu seperti lokasi syuting film horor, segera menyalakan lampu depan rumah. Dan diapun mengambil piring ke dalam rumah setelah menyebutkan orderannya.
            Saat kembali ke depan rumah sambil membawa piring ceper, lampu di depan rumah kembali mati. Sumber cahaya hanya dari lampu petromaks di gerobak sang abang sate. Asap dari pembakaran sate membuat suasana makin bertambah horor. Ditambah pula dengan kucing-kucing hitam yang berjingkat-jingkat misterius.
            Selain nuansa horor yang jadi terbayang-bayang sampai sekarang. Sate ayam yang lewat di depan rumah ini turut berperan membuat kenyang seisi rumah. Rumah yang saat itu sedang ditinggalkan pembantunya pulang kampung dan penghuninya tidak memasak sesuatu untuk dimakan. {ST}

Jumat, 29 Juni 2012

Pajangan Dari Batu Candi



            Indonesia juga dikenal dengan bangunan kuno dengan ukuran super besar dari batu. Candi Borobudur, sebuah maha karya seni bangunan super besar itu berada di Negara kita, Indonesia. Sisa-sisa kejayaan masa lalu ini turut menyumbangkan andil besar pada keragaman budaya kita.
            Dengan banyaknya orang yang datang berwisata ke tempat ini, perekonomian di sekitarnya makin berkembang. Seperti umumnya di tempat wisata lain, di tempat ini juga berkembang penjualan souvenir sebagai kenangan pada yang berkunjung.
            Di antara pajangan gantungan kunci, baju, topi, kipas dan aneka souvenir umum lainnya, ada 1 hal yang menjadi ciri khas, yaitu bangunan candi itu sendiri. Bangunan super besar berbahan batu andesit itu diukir hampir di seluruh sisi dindingnya. Ukiran di batu mendominasi hampir seluruh bangunan. Ukiran di batu ini pun bisa kita bawa pulang sebagai oleh-oleh.
            Beberapa pengrajin membuat ukiran batu dengan ukuran layak pajang, mulai dari setelapak tangan sampai semeja makan. Ukiran batu ini bisa dibeli dengan harga yang bisa ditawar. Oleh-oleh unik ini berbobot cukup berat, maklum saja, bahan dasarnya dari batu. {ST}

Kamis, 28 Juni 2012

Cabe Puyang Ternyata Gak Pedas, Lho…..



            Cabe puyang telah lama dikenal khasiatnya di Nusantara tercinta ini. Khasiatnya sebagai penghangat tubuh juga menjadikannya salah satu bahan jamu dan obat tradisional. Coba saja tanyakan semua penjual jamu, pasti mempunyai jamu cabe puyang di daftar dagangannya.
            Cabe selalu mengingatkan kita pada yang pedas. Begitu pula cabe puyang ini. Dalam bayangan saya waktu kecil dulu, cabe puyang pastilah cabe yang super pedas mengingat khasiatnya bisa menghangatkan seluruh badan. Ternyata saya salah, cabe puyang tidak pedas.
            Cabe puyang berbentuk seperti cabe. Bedanya di badan buah ada titik-titik kecil yang mmebuat cabe puyang lebih bertekstur dibandingkan dengan cabe biasa. Seperti juga cabe pada umumnya, sewaktu muda cabe ini berwarna hijau. Warna nya berubah merah ketika makin matang.
            Cabe puyang turut menjadi penghuni halaman rumah kami. Bibitnya diberikan oleh pakde saya. Cabe ini tumbuh subur dan sering berbuah. Buahnya tentu saja menghasilkan kehangatan bagi rumah kami dan juga bagi beberapa tamu yang datang. {ST}

Rabu, 27 Juni 2012

Bulu Landak




            Ketika mendengar kata bulu, tak jarang ingatan kita langsung menuju pada aneka unggas. Atau mungkin juga pada hewan berbulu (yang sebenarnya berambut), seperti anjing, kucing, tikus, dll. Bulu yang kita kenal umumnya halus dan tidak kaku. Lain halnya dengan bulu landak.
            Landak adalah binatang berduri. Duri inilah yang sering disebut dengan bulunya. Bulu landak keras dan tajam. Duri ini digunakan sebagai perlindungan untuk menghadapi predatornya.
Selain bermanfaat bagi sang empunya bulu, duri landak juga sering dimanfaatkan oleh manusia. Seperti juga bagian-bagian hewan lainnya, duri landak sering dijadikan hiasan atau pajangan. Manusia dengan segala talentanya menghasilkan aneka karya seni dari bulu landak.
Di beberapa daerah, bulu landak bahkan dipercaya memiliki khasiat. Entah itu khasiat yang masuk akal sampai yang berupa mitos. Ada yang mengatakan kalau bubuk bulu landak dapat digunakan sebagai obat demam. Ada pula yang mengatakan kalau membawa bulu landak dalam pertarungan, maka akan menang (kalau yang ini nampaknya hanya sekedar mitos).
Terlepas dari benar tidaknya khasiat bulu landak, banyak landak yang diburu untuk mendapatkan bulunya yang berbentuk duri itu. Tanpa diburu pun, populasi landak sudah berkurang, terdesak oleh pemukiman penduduk yang semakin banyak. Landak semakin langka. Bila penasaran bagaimana bentuk bulu landak yang seperti duri itu, silahkan lihat di foto ini. Tak perlu memburu landak hidup. {ST}

Selasa, 26 Juni 2012

Galon Atau Ganas?



            “Pesan galon atau ganas?” Pertanyaan itu yang diajukan oleh seorang penjual makanan gerobakan di tepi jalan. Bila belum terbiasa, atau belum membaca “contekan” di sebelah depan gerobak, bisa jadi orang yang ditanya akan terkaget-kaget.
            Galon adalah gado-gado lontong. Ganas adalah gado-gado nasi. Kedua menu ini adalah variasi umum di semua penjual gado-gado termasuk yang dijual oleh Ibu Nining ini.


            Ibu Nining dan gerobaknya biasanya mangkal di Jalan Cempaka Putih Tengah II, di ujung jalan Cempaka Putih Tengah 27D. Pembeli gado-gado Ibu Nining bisa menikmati gado-gado langsung di tempat atau membawanya pulang.
            Ibu Nining mengerjakan menu yang diorder tidak lama setelah pesanan disampaikan. Bumbu kacang diulek oleh Bu Ning di situ juga. Kadar pedasnya gado-gado juga bisa dipesan sesuai selera. Selain gallon dan ganas, Ibu Nining juga menjual karedok.
            Terakhir berkunjung ke situ, saya memesan karedok. Karedoknya termasuk enak. Bumbu kacangnya gurih dan sangat berasa kencurnya. Saya, yang sebenarnya tidak terlalu suka bumbu kacang, cukup menyukai karedok Ibu Nining ini. Seporsinya berisi cukup banyak sayur-sayuran, cukup membuat lebih dari kenyang. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini