Beberapa dekade lalu, sekitar tahun 70-an sampai 80-an atau bahkan sebelumnya, daerah Cawang terkenal akan kompornya. Kompor berbahan bakar minyak tanah bisa didapatkan dengan mudah di daerah ini. Pengrajin dan penjualnya banyak. Pilihan untuk pembeli pun makin banyak. Untuk urusan kompor minyak, daerah Cawanglah solusinya.
Seiring dengan perjalanan waktu, kompor minyak tidak lagi menjadi primadona. Perlahan namun pasti, kompor minyak tergeser oleh kompor berbahan gas. Liquid Petroleum Gas (LPG) makin lama makin membumi dengan nama yang makin lokal, elpiji.
Saat ini, bahan baker gas telah mengambil alih kedudukan minyak tanah di dapur. Subsidi untuk minyak tanah pelan-pelan dikurangi untuk kemudian dihentikan. Sedangkan subsidi untuk elpiji bertambah. Pemerintah republik ini mencoba mengalihkan penggunaan bahan bakar minyak tanah menjadi gas. Pengalihan itu bahkan didukung dengan pembagian kompor dan tabung gas gratis di beberapa daerah.
Pengrajin dan penjual kompor di daerah Cawang sudah pasti merasakan dampaknya. Sudah bisa ditebak penjualan akan menurun drastis, baik kompornya maupun perlengkapan lainnya. Untuk mencoba bertahan, penjual kompor membuka jasa service kompor dan mengalihkan penjualan menjadi peralatan lainnya seperti panci, wajan, oven dan menara masjid. {ST}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar