“Uuuuu…..” Suara lantang terdengar dari pagar depan rumah.
“Uuuuu…..” Kata suara lagi berulang selama belum ada respon dari orang di rumah.
“Iyaaaaa…..sebentaaaarrr!!!" Seorang ibu berteriak tidak kalah keransnya dengan abang penjual sayur. Jawaban yang lantang itu disertai dengan omelan yang tidak selalu sama setiap harinya.
Kejadian di atas hampir selalu berulang di depan rumah kami. Ibu yang mengomel itu adalah mamahku, dan abang tukang sayurnya si Aryo, abang sayur yang daerah jajahannya adalah di sekitar rumah kami.
Selain Aryo, masih banyak abang tukang sayur lainnya yang beroperasi di sekitar rumah kami. Sepertinya sudah ada kesepakatan yang jelas untuk daerah dimana mereka beroperasi. Bila Aryo berhalangan, maka akan digantikan oleh Ari, adiknya Aryo, yang pekerjaannya adalah tukang sayur juga.
Abang-abang penjual sayur itu akan berkumpul di suatu tempat bila telah selesai menjelajah daerahnya. Tempat yang malamnya beraroma sate itu, paginya berubah menjadi pasar kaget beroda. Beberapa orang yang memerlukan bahan makanan untuk dimasak masih berdatangan ke sini. Bahkan ada yang lebih suka mendatangi tempat ini dibandingkan dengan belanja di depan rumah dengan alasan lebih banyak pilihan.
Para penjual sayur ini menjadi penolong bagi ibu-ibu yang mau memasak makanan segar setiap harinya. Waktu yang terbuang untuk ke pasar, bisa digantikan dengan kegiatan lain karena kegiatan belanja bisa dilakukan di depan pagar rumah. {ST}