Ana

Senin, 23 Mei 2011

Perlawatan Yang Efektif Dan Menjadi Berkat



Komisi Perlawatan GKI Kwitang mengadakan seminar bina perlawatan pada hari Sabtu, 7 Mei 2011 pukul 08.00 – 14.00 di Gedung pertemuan lantai 3 GKI Kwitang. Untuk mengisi acara ini Pdt. Em. Suatami Sutedja diundang sebagai pembicara. Beliau adalah orang yang telah  47 tahun melayani di jemaat yang beragam. Diharapkan pengalamannya menjalani perlawatan akan membuat perlawatan di GKI Kwitang akan menjadi lebih baik. Ibu Anny Gosana bertindak sebagai moderator dalam acara ini.
Acara dibuka oleh Janthy Hutagalung sebagai pembawa acara yang dilanjutkan dengan renungan yang dibawakan oleh Pdt. Guruh Jatmiko Septavianus sebagai pendamping Komisi Perlawatan. Dalam renungannya, Pak Guruh menyampaikan kalau seorang pelawat itu harus memiliki hati yang besar, telinga yang besar, mata yang besar namun mulut yang kecil. Artinya pelawat harus lebih memperhatikan dengan hati, mata dan telinga tetapi tidak mengumbar-umbar apa yang telah terjadi dengan omongan yang tidak berguna.

Melawat Selalu Menjadi Pengalaman Baru
Perlawatan secara konvensional dipahami oleh gereja sebagai kegiatan sekelompok orang untuk menemui anggota jemaat di rumahnya masing-masing dengan tujuan memberi perhatian dalam suka dan duka. Melawat ke rumah karena rumah adalah tempat pribadi orang, diharapkan terjadi percakapan lebih jujur dan intim.
Melawat berarti berhadapan dengan orang yang baru kita temui. Kita dan juga orang yang kita lawat akan selalu berkembang dan berubah. Masalah dan cara pikir semua orang juga berubah setiap waktu, ditambah lagi dengan situasi dan kondisinya.
“Jadi, jangan pernah banggakan pengalaman kita yang telah lalu. Pengalaman yang telah lalu tidak bisa diterapkan lagi.” Kata Ibu Suatami dengan mantap setelah menanyakan berapa lama pengalaman peserta dalam hal perlawatan.

Melayani Sebagai Hamba
Melayani artinya punya dasar dalam pekerjaan Kristus. Dalam Mark 10:45 Yesus datang bukan untuk dilayani tapi melayani. Pelayanan dilakukan oleh hamba. Kia sering tidak memahami karena kita tidak hidup dalam perhambaan lagi. Seorang pekerja atau pembantu di saat ini telah diakui haknya dan diberikan upah yang layak sehingga mempunyai hak juga untuk menuntut haknya. Jaman dulu hamba tidak punya hak Hamba dimiliki oleh tuannya. Bahkan nama pun tidak punya. Dengan jalan seperti inilah Yesus menghendaki pekerjaannya di dunia ini. Yesus datang ke dunia ini untuk melayani.
Pelayanan – dalam konteks kehidupan Yesus di dunia- adalah pekerjaan seorang hamba yang melayani tuannya sampai kenyang. Pelayan selalu ada dan siap siaga saat tuannya memerlukan. Yang artinya pelayan membuat tuannya dari lemah menjadi kuat, dari buruk menjadi baik. Demikian juga halnya perlawatan yang menjadi bagian dari pelayanan kita. Perlawatan seharusnyalah membuat sesuatu menjadi lebih baik.
Perlawatan menjadi kegiatan resmi bagi jemaat Kristen yaitu sejak reformasi. Sebelumnya jemaatlah yang datang kepada pejabat gereja, misalnya dalam kegiatan pengakuan dosa. Perlawatan berarti pihak pejabat gerejalah yang datang mengunjungi jemaat di rumahnya.
Perlawatan adalah salah satu bentuk penggembalaan terhadap anggota jemaat, dilakukan oleh penatua atau mereka sebagai perpanjangan tangan penatua yang personalianya disiapkan, ditetapkan, dibekali oleh majelis jemaat. Perlawatan bukanlah kegiatan keakraban walaupun melalui perlawatan bisa terjadi keakraban. Pelaksanaan perlawatan butuh pengaturan dan pengorganisasian yang baik.
Apa Itu Penggembalaan?
Penggembalaan berasal dari kata gembala. Yesus adalah gembala yang baik, telah menggembalakan pengikutnya untuk hidup dengan menyadari kebaikan dan pemeliharaan Allah, tidak berputus asa dalam kepahitan dan kegagalan hidup, tidak sombong dalam keberhasilan tapi berharap bergantung bersyukur pada rahmat dan kemurahan Allah. Gereja melanjutkan tugas Yesus menjadi gembala dengan menolong jemaat untuk  mempunyai iman yang kuat.
Domba yang sering menjadi perumpamaan umat Allah adalah hewan yang sangat egois, makan menunduk merumput untuk dirinya sendiri. Domba adalah hewan yang tidak pernah puas.
Sebagai pelawat, ada 7 hal yang harus diperhatikan dalam tugas menggembalakan jemaat:
  1. Kedekatan dengan Tuhan. Melakukan tugas pelawatan sebagai penugasan dari Tuhan dan punya kerinduan untuk mendorong yang dilawat hidup lebih dekat dengan Tuhan.
  2. Punya visi tentang kehidupan kristiani. Panggilan suami-istri, orang tua – anak, kerukunan dalam keluarga inti dan keluarga besar, tanggung jawab mencari nafkah dan penggunaannya, perlakuan terhadap sesama khususnya pembantu rumah tangga.
  3. Kecintaan pada jemaat milik Kristus, mau memberi diri untuk kebaikan jemaat di tengah kebutuhannya.
  4. Pengenalan akan jemaat yang diusahakan melalui keramahan dalam pergaulan dengan mereka di tengah persekutuan.
  5. Kemampuan berkomunikasi yang baik untuk menghindarkan salah paham yang tidak perlu. Janganlah kita hidup dengan 2 standard. Kita harus bisa mencontoh Yesus yang mengasihi ornag lain tanpa pilih-pilih.
  6. Keberanian bicara jujur yang disertai kebijakan yang harus dipintakan dari allah.
  7. Kesetiaan mendoakan jemaat sebagai pekerjaan rumah setiap pelawat.
Yang Perlu Dalam Perlawatan
Yang perlu dilawat adalah semua anggota jemaat terutama dalam suka dan duka khusus seperti: sakit atau sembuh dari sakit, dalam ketegangan, butuh bantuan finansial, datang dengan atestasi masuk, mau pindah dengan atestasi keluar, menghadapi / sesudah pernikahan, menghadapi kelahiran anak, mengalami keberhasilan ujian, pindah rumah, dll.
Orang yang melakukan perlwatan cukup 2-3 orang saja supaya tidak membebani orang yang dikunjungi dan perbincangan bisa lebih terbuka. Kalaupun 2 orang saja, usahakan tidak perempuan dan laki-laki karena berpotensi menimbulkan pergunjingan.
Perlawatan adalah kegiatan bersama Allah. Perlawatan efektif dan menjadi berkat harus diupayakan bersama Allah. Dalam melawat, seorang pelawat wajib:
1.      Bicara jujur dan bijaksana denganyang dilawat sebagai wujud peduli seperti Allah
2.      Meminta Allah untuk menyampaikan maksud pelawat kepada yang dilawat
3.      Minta Allah memberi pelawat kemampuan untuk memahami yang dilawat.
Dengan menjalankan ketiga kewajiban pelawat dengan melibatkan Allah tersebut, perlawatan pasti berjalan dengan efektif dan menjadi berkat.

Evaluasi Kegiatan Perlawatan
Walaupun kegiatan perlawatan tidak ada yang sama di seluruh dunia, berbagi pengalaman antar pelawat sangat diperlukan untuk menyiapkan dan menguatkan para pelawat. Sebaiknya dilakukan pertemuan rutin antar pelawat dengan kegiatan melaporkan hasil perlawatan untuk tindak lanjut sesuai kebutuhan, berguna bagi pelawat dan yang dilawat. Dalam pertemuan ini juga sebaiknya diadakan simulasi perlawatan dengan kasus yang harus ditangani oleh pelawat, efektif untuk latihan berkomunikasi.

Popular Posts

Isi blog ini